.

.

Kamis, 13 Maret 2014

Tugas Pertama



GUNUNGKIDUL






Gunungkidul is a regency in the southeast part of Yogyakarta Special Region, Indonesia. It is a unique place with natural beauty, culinary and culture.
The regency (the name of which means South Hills in Javanese) is about 55 kms from the centre of Yogyakarta. It is bordered by the city of Yogyakarta to the north west, Pacitan Regency to the east, Bantul Regency to the west, Sleman Regency to the north west and the Indian Ocean to the south.
Gunungkidul is a mountainous karst area. Hence this place is hard for holticulture, but, it makes this  place has an unique natural beauty. Gunungkidul has many beaches (Baron, Kukup, Krakal, Drini, Pulang Syawal, etc), caves (Pindul, Jomblang, Kalisuci, etc), even has a waterfall (Sri Gethuk). How can a hard water area have a waterfall? You must go to Gunungkidul to get the answer.
There are also many unique food from Gunungkidul. Sometimes, they seem such extreme food, such as Walang, Ungkrung, Uler Jati, etc. However, there are so many delicious food too. Gatot, Thiwul, Sego Abang, Jangan Tempe Lombok Ijo, are some examples of delicious food from Gunungkidul.
Gunungkidul has many traditions, such as Rasulan and Cupu Panjolo. These are traditions that always be kept and saved.
Feel curious with Gunungkidul? Please come to Gunungkidul, explore the nature and culture. It is a piece of heaven on earth.






Tuti Rahma Tri Yuliani
13708259051
PSn P2TK 2013




Selasa, 11 Maret 2014

Se-Ko-Lah-Ku


















Sekolahku?
ya
Se-ko-lah-ku

tempat dimana aku belajar
tempat dimana aku di-ajar

bangunannya biasa aja, batu bata, semen, kayu, genting dan sodara2nya tersusun menjadi gedung. gedung sederhana. yang dingin, tempias dan basah saat hujan. yang silau dan sangat berangin saat panas.

pertama datang hingga kini, berbagi meja dengan seorang ibu muda yang memesona. sepenuhnya memesona, penampilan dan kepribadian. benar2 sumber belajar tanpa batasan. hati yg tulus dan baik padaku, mengajari ber-empati.

Diawal2, aku tak terlalu peduli dengan keadaan. kunikmati adanya. bertutur sapa dengan tunas2 yang berseri, yg spesial dan mengejutkan. lelaki kecil yg bahkan dihari awal2ku, bersedia menjemput dan berkata "ibu, ayo temani kami belajar" dihari berikutnya "ibu, praktek ya?! saya yg ambil dan bawakan alatnya deh" dibeberapa ratus hari berikutnya "ibu, terimaksih, saya suka fisika"
ada lagi si tampan yang saat aku bicara ia pun bicara, saat aku memandangnya, tanpa sungkan ia cengar-cengir dan bersenandung. saat aku berkutat dengan angka2nya yg mengenaskan ia berkata "bu, kalau tertawa melek dong, nanti klo ibu saya tinggal lari ibu gak tau lho klo merem gt" diwaktu lain, saat kendaraan yang kugunakan ke sekolah terkepung lumpur, dia berkata "saya aja ya bu yg pindahin motor ibu ke parkiran. ibu lewat sini lho yang gak becek" di waktu kemudian "bu itukan berat, saya aja y yang bawainnya"

demi Alloh, Tuhan Yang Maha segalanya
indah walau tak cepat
damai rasanya

tapi pernah pula
saat aku belum sempat mengenalnya, byk yg berkata dia luar biasa. padaku ia nampak adanya tunas, sedikit berkerut terkadang. tp entahnlah. mreka bilang, ia bergetah tajam. sebelum sempat aku mengenalnya, ia berlalu berganti ruang.

3 hari kmarin, ada lg yg serupa. berbeda tetap, tp berkebutuhan khusus tetap. ada saja alasan untuk berjumpa ruang khusus yg kecil mungil itu. bahkan hari ini, beberapa kali dia disana. gak capek apa y? naik turun tangga untuk brjumpa org yg sama.
waktu kmarin kami jumpa, dihadapku ia nampak seperti kecambah yg melayang, akarnya tidak terikat. tergeletak tanpa pegangan. miris melihatnya, namun tanganku pun terlalu kering untuk tumbuhnya kecambah ini.
YA
Ia bukan TUNAS
ia KECAMBAH
dan ke-istimewaan ini, tak selalu bisa diterima oleh penjaga kebun.
maafkan saya, saya jeri melihat ekspresimu, saya jeri pada suara sergahmu, saya jeri pada emosimu.

(Pwr, 16 Juli 2011)

re-entry
https://sites.google.com/site/tutirahmatriyuliani/pernik/se-ko-lah-ku